Penghalang-penghalang dari Mengikuti Kebenaran
Ini
merupakan suatu jawaban atas adanya masalah yang selama ini
menggelayuti kehidupan manusia sebagai suatu penghalang untuk
mencapai kemaslahatan dunia dan akhirat.
Setiap
muslim pasti menginginkan agar dalam hidup di dunia ini dirinya
benar-benar berada diatas jalan yang haq atau di atas Shirathal
Mustaqim, bahkan kita selalu berdoa kepada Allah dalam shalat kita
minimal tujuh belas kali sehari dengan doa: "Ihdinash shirathal
mustaqim (Berilah kami petunjuk ke jalan yang lurus)."
Itulah
doa yang selalu kita panjatkan, agar kita dapat tetap berjalan di
atas kebenaran, mengikuti jalan Islam yang haq, untuk taat kepada
Allah,Untuk meninggalkan perbuatan maksiat kepada-Nya, untuk
mengikuti jejak Rasullallah dan para sahabatnya, untuk menjauhi
segala bentuk bid´ah dan kesesatan, untuk merealisasikan itu semua
tidaklah mudah, karena dia harus menghadapi banyak rintangan dan
godaan yang selalu menghalanginya dari kebenaran tersebut.
Di
antaranya terdapat sepuluh sebab yang menghalangi manusia untuk
mengikuti kebenaran, antara lain sebagai berikut:
Kurangnya
ilmu dan lemahnya tentang kebenaran tersebut
Kita
telah mengetahui, bahwa seorang muslim wajib untuk menuntut ilmu,
karena ilmu adalah cahaya, sedangkan kebodohan ialah kegelapan.
Dengan ilmu ia dapat membedakan mana yang haq dan mana yang bathil.
Rasullulah berseru bahwa "Menuntut ilmu itu ialah kewajiban bagi
semua muslim."
Ada
dua jenis tentara kebatilan yang masuk ke dalam hati manusia, yaitu
para tentara syahwat yang durjana dan tentara syubhat yang bathil.
Orang yang hatinya condong pada syubhat, maka hati, lisan
amalan-amalannya berupa keraguan, syubhat-syubhat dan
tendensi-tendensi hawa nafsu. Adapun orang yang jahil (bodoh)
menyangka bahwa orang tersebut memiliki ilmu yang sangat luas!
Padahal sesungguhnya kosong dari ilmu dan keyakinan.
Adapun
orang-orang yang diberikarunia oleh Allah berupa bashirah dapat
menyingkap hakekat dibalik segala sesuatu apakah berupa kebenaran atau
kebatilan.. Apabila kita hendak menelaah hakekat suatu pengertian,
apakah dia itu haq atau bathil, lepaskanlah dari semua pengaruh
ungkapan kata-kata, lepaskan diri kita dari sikap apriori aau
simpati, kemudian setelah itu berikan akal haknya untuk
mempertimbangkan hal tersebut dengan pertimbangan yang obyektif.
Hati
yang kotor akibat maksiat
Al-Imam
Ibnu Qayyim mengatakan: "Biasa jadi pengetahuan dia tentang ilmu
tersebut sempurna, tetapi tidak cukup dengan ilmu pengetahuan saja
untuk bisa mengikuti kebenaran. Ada syarat lain, yaitu harus bersih
atau dia itu telah siap untuk menerima kebenaran, siap untuk
dibersihkan. Apabila dia sendiri belum dibersihkan, maka kebenaran
yang datang akan sulit diterima, apalagiuntuk diikuti. "
Dalam
hal ini hati manusia dimana bila ia banyak berbuat dosa dan maksiat,
jauh dari aturan-aturan Allah, maka hatinya menjadi kotor.Bila
perbuatan itu terus-terusan terjadi maka ia tidak mengenal lagi mana
yang baik dan yang munkar, selanjutnya ilmu yang dimilikinya pun
tidak akan bermanfaat lagi.
Sombong
dan dengki
Sombong
dan dengki menghalangi manusia untuk mengikuti kebenaran. Oleh karena
itu hati kita harus dibersihkan dari sifat sombong. Adapun hal yang
menyebabkan manusia bersifat sombong antara lain, karena ia merasa
memiliki ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu agama yang lebih dari yag
lainnnya. Selain itu ialah harta, keturunan, ketampanan dan
kecantikan. Untuk mengendalikan hal itu kita harus senantiasa ingat
bahwa kita ini manusia, tempatnya berbuat salah dan dosa serta
diciptakan dari tanah dan tidak ada keunggulan darinya selain
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt yang hanya Allah-lah tyang
tahu siap manusia bertaqwa.
Selain
itu sifat buruk yang akan menghalangi kebenaran ialah sifat dengki.
Pada sifat ini akan merugikan diri sediri dan orang lain. Dimana
dirinya akan merasa tersiksa karena hatinya selalu tidak tenang bila
melihat orang lain senang atau mendapat kebakan dan merugikan orang
lain karena orang yang dengki akan melakukan apa saja untuk mencegah
kebahagiaan atau kebenaran yang didapatkan oleh orang lain.
Lebih
mencintai kehormatan dari pada kebenaran
Hal
ini terjadi pada orang yang tidak ingin kehilangan kewibawaannya bila
ia mengikuti jalan yang benar karena kebanyakan orang-orang berada di
luar jalan yang benar. Maka solusinya ialah menguatkan hati untuk
tetap istiqomah dijalan kebenaran apapun resiko yang akan dihadapi.
Syahwat
dan harta
Syahwat
dan harta bila tidak dikendalikan dengan baik makaakan menimbulkan
mala petaka pada orang yang bersangkutan dimana ia akan terhalang
dari kebenaran. Godaan syahwat bisa dicontohkan bila mana seorang
muslim ataupun muslimah yang digelapkan mata hatinya karena jatuh
cinta pada orang diluar Islam sehingga ia rela untuk meninggalkan
keislamannya. Sedangkan contoh harta yang membawa petaka ialah bila
mana kita lebih mengutamakan harta kita dibandingkan kebenaran yang
harus dijalankan. Jalan yang harus kita tempuh untukmenghindari hal
tersebut ialah bersabar dalam keadaan apapun tetap yakin bahwa
kebenaran akan membawa kebahagiaan yang abadi.
Cinta
kepada keluarga dan karib kerabat melebihi cintanya kepada kebenaran
Jika
kita akan mengikuti kebenaran yang harus berbenturan dengan keluarga
atau dengan karib kerabat,dipastikan akan mengalami masa-masa sulit.
Dimana hal ini akan menjadi sebuah dilema bagi seseorang yang
mengalaminya dimana dua hal yang paling penting dalam hidupnya harus
dipilih salah satu jalan kebenarankah atau keluarga yang akan
dipilih. Namun bila orang tersebut benar-benar memiliki keimanan yang
kuat maka dipastikan ia akan memilih jalan kebenaran sebagai pilihan
utamanya dengan menyadari berbagai resiko atau konsekuensi yang akan
dihadapi.
Lebih
mencintai negara dan tanah air dari pada mencintai kebenaran
Pada
bagian ini menerangkan tentang seseorang yang lebih memilih negara
dan tanah airnya dari pada menjalankan apa yang seharusnya dilakukan
menurut islam. Biasanya kenyataan seperti ini rentan pada orang yang
imannya masih lemah. Oleh karena itu untuk menghindari masalah ini
maka pertebalah keimanan kita terhadap Islam.
Mencintai
nenek moyang melebihi cintanya kepada kebenaran
Seseorang
pada pikirannya memiliki keyakinan kalau dia mengikuti dien yang
Islam benar, berarti ia melecehkan nenek moyangnya. Sehingga karena
kecintaannya kepada nenek moyangnya itu ia tidak bisa menerima Islam.
Contoh
nyata kasus ini pada jaman Rasullullah -sallallahu 'alaihi wasallam- dimana paman Nabi , yaitu
Abu Thalib yang meyakini bahwa Nabi Muhammad itu benar ajarannya,
bahkan ia selalu membela dan melindungi Rasullullah SAW dari gangguan
orang-orang kafir. Akan tetapi ia sangat mencintai nenek moyangnya
dari kalangan kafir yang menyembah berhala. Ketika menjelang
meninggalnya pun, Nabi Muhammad SAW Bersabda: "Katakanlah, Laa
ilaha illallah, maka engkau akan selamat " Akan tetapi ada dua
orang musyrikin yang hadir dihadapannya. Mereka berkata kepada Abu
Thalib : "Apakah Engkau benci kepada Agama nenek moyang kita?"
Akhirnya ia mati dalam keadaan musyrik.
Adanya
permusuhan antara seseorang dengan yang lain, kemudian musuhnya
mengikuti kebenaran
Disebabkan
oleh adanya permusushan pribadi antara seseorang dengan musuhnya,
pada akhirnya orang tersebut tidak mau mengikuti kebenaran seperti
musuhnya. Hal ini disebabkan oleh tabiat orang yang bermusuhan itu,
masing-masing selalu ingin tampil berbeda dengan musuhnya. Misal
seseorang menjadi tidak berkenan untuk pergi ke majelis ta´lim
karena musuhnya pun pergi kemajlis ta´lim. Seharusnya hal yang
seperti ini tidak perlu terjadi karena kita harus memiliki pegangan
teguh terhadap jalan kebenaran walaupun musuhnya pun melakukan hal
serupa. Sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam QS. Al-Hujuraat:10, yang
berbunyi "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka
damaikanlah diantara kedua saudaramu. " Hal yang harus
diperhatikan dalam menanggapi masalah ini ialah mencoba
mengintrospeksi diri serta berpikiran obyektif kepada diri sendiri
dan orang lain serta berlaku benar pada semua.
Penghalang
berupa adat istiadat
Seseorang
sejak keciltelah terbiasa menjalankan ajaranyang bersumber dari adat
istiadat sehingga sudah mendarah daging, kemudian datang seorang
pemuka agama Islam yang harus merubahnya, membawanya untuk mengikuti
Al-Quran dan As-Sunnah, maka usaha ini bukanlah perkara yang mudah.
Seorang juru dakwah harus membekali dirinya dengan sabar dalam
merubah pola pikir orang-orang yang didakwahinya. Harus dipahami,
bahwa untuk merubah tingkah laku seseorang itu perlu waktu, tidak
semudah yang kita kira. Di sini dituntut adanya kesabaran Demikian
juga seseorang yang sudah terbiasa mengikuti adat-istiadat harus bisa
meninggalkannya apabila ternyata bertentangan dengan syari´at Islam.
Diperbolehkan untuk mengikuti adat istiadat selamaitu tidak
bertentangan dengan syariat Islam. Adapun Firman Allah Ta'ala yang
menyatakan tentang adat istiadat ialah pada QS. Al-An´aam:116 yang
berbunyi "Dan jika kamu menuruti kebanyakanorang-orang yang
adadimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan
Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan
mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)."
Bahaya
Ambisi terhadap Harta dan Kehormatan
Seperti
yang tertera dalam sebuah hadis dari Ka´ab Malik al-Anshari
bahwasannya Nabi Muhammad SAW mencontohkan kerusakan pada dien
seorang muslim dengan sebab ambisi terhadap harta dan kehormatan di
dunia. Hadis ini mengisyaratkan, bahwa orang yang berambisi terhadap
harta dan kehormatan tidak akan selamat dari keutuhan keislamannya,
kecuali hanya sedikit yang selamat.
Ambisi
terhadap harta
Ambisi
terhadap harta terbagi menjadi dua, antara lain sebagai berikut:
Sangat
cinta terhadap harta dan memforsir diri serta berlebih-lebihan dalam
mencarinya meskipun dengan cara yang halal
Walaupun
akibat yang muncul dari ambisi terhadap harta hanyalah tersia-sianya
waktu dalam hidup ini, padahal hal yang memungkinkan bagi manusia
untuk memanfaatkan waktu tersebut untuk mencapai kedudukan yang yang
lebih tinggi dan kenikmatan yang abadi di sisi Allah SWT, cukuplah
hal tersebut sebagai celaan terhadap perbuatan ambisi terhadap harta.
Disamping
yang pertama, dia mencari harta dari jalan-jalan yang haram dan
menahan hak-hak yang wajb ia berikan kepada orang lain
Ada
beberapa hakikat pada bahasan ini antara lain, Hakekat asy-syuhh
ialah kecenderungan jiwa kepada apa-apa yang diharamkan oleh Allah
dan tidak puasnya seseorang dari apa-apa yang dihalalkan oleh Allah,
baik berupa harta, hubungan seksual dan selainnya. Kemudian setelah
itu ia melampaui batas dengan melakukan perbuatan yang dilarang oleh
Allah Ta'ala.
Sedangkan
Al-bukhlu
merupakan menahan diri dari mengeluarkan harta yang dimilikinya.
Ambisi
terhadap kehormatan
Ambisi
terhadap kehormatan dibagi menjadi dua macam:
Mencari
Kehormatan melalui jabatan, kekuasaan dan harta
Ketahuilah,
bahwa ambisi terhadap kehormatan sangat membahayakan pelakunya, dalam
usahanya dalam mencapai tujuan, juga sangat membahayakan pelakunya,
ketika telah mendapatkan kehormatan di dunia, dengan cara
mempertahankan statusnya meskipun harus melakukan kezhaliman,
kesombongan dan kerusak-rusakan yang lain, sebagaimana dilakukan oleh
penguasa yang zhalim.
Diantara
bahaya dari ambisi terhadap kehormatan adalah biasanya orang yang
memiliki kehormatan karena harta atau kekuasaannya, ia akan suka
dipuji karena perbuatannya dan ia menginginkan pujian dari manusia,
meskipun terkadang perbuatan itu lebih tepat disebut sebagai
perbuatan tercela dari pada perbuatan terpuji. Orang yang tidak
mengikuti keinginannya, dia tidak segan-segan menyakiti dan
menterornya.
Mencari
kehormatan dan kedudukan yang tinggi di mata manusia melalui jalan
agama, misalnya seperti; ilmu, amal shalih dan zuhud
Bentuk
seperti ini lebih keji dari yang pertama, lebih buruk, lebih
berbahaya dan lebih besar kerusakannya. Karena sesungguhnya ilmu,
amal shalih dan zuhud hanyalah dimaksudkan untuk mendapatkan ganjaran
di sisi Allah SWT, berupa kedudukan yang tinggi, kenikmatan yang
langgeng dan kedekatan dengan-Nya. Pada bagian ini pun terbagi dua,
antara lain sebagai berikut:
Dimaksudkan
untuk mencari harta. Ini termasuk ke dalam ambisi terhadap harta dan
mencarinya dengan jalan yang diharamkan.
Dimaksudkan
untuk mencari pengaruh pada manusia dan agar dihormati oleh mereka,
agar mereka tunduk patuh kepadanya, agar ia menjadi pusat perhatian
manusia, untuk menampakan kepada manusia kelebihan ilmunya melampaui
para ulama, maka orang seperti ini bagiannya adalah neraka.
Beberapa
Penyebab Zuhud
Untuk
memperoleh sikap zuhud, terdapat beberapa sebab, diantaranya:
Dengan
merenungi tentang akibat buruk di akhirat dengan sebab kehormatan
dunia, berupa jabatan dan kekuasaan bagi orang yang tidak
melaksanakan tugasnya dengan benar.
Dengan
merenungi tentang hukuman yang diperoleh bagiorang-orang yang zhalim
dan sombong.
Dengan
merenungi tentang pahala yang akan didapatkan oleh orang-orang yang
ketika di dunia rendah hati,ikhlas karena Allah, yaitu dengan
mendapatkan derajat yang tinggi di akhirat, karena sesungguhnya,
barangsiapa yang rendah hati karena Allah, niscaya Allah akan
mengangkat derajatnya.
Zuhud
didapat bukan karena kemampuan seorang hamba, akan tetapi merupakan
karunia Allah dan rahmat-Nya. Orang yang zuhud akan memperoleh
kehidupan yang baik di dunia sesuai dengan janji Allah kepada
orang-orang yang beriman dan beramal sholeh.
Wallahu a'lam...
semoga bermanfaat...
Wallahu a'lam...
semoga bermanfaat...
0 komentar:
Posting Komentar
kami menerima keritik dan saran yang membangun dari para pembaca...