Akhi Ukhti
Aku ingin mengajakmu untuk merenung
➡ Apa sih makna sebuah pernikahan?
➡ Bila sebelumnya engkau telah menyentuh pasanganmu
➡ Engkau telah duduk bersanding dengannya
➡ Engkau telah berpelukan erat dengannya
➡ Engkau telah berjalan berduaan dengannya
➡ Engkau telah bersembunyi di balik tabir menutup pintu dari pandangan manusia bersamanya
➡ Yang lebih parah lagi engkau sudah pernah tidur di atas kasur berduaan dengannya
➡ Lalu apa artinya akad nikah?
Apa gunanya resepsi?
Apa gunanya saksi dan wali
Apa gunanya mengumumkan kepada khalayak ramai pernikahanmu?
Kalau semua orang telah mengetahui hubunganmu dengannya?
Dan Sang Pencipta telah melihat kelakuanmu selama ini
➡ Apa masih ada yang sakral dari pernikahan yang seperti ini?
➡ Hanya sekedar untuk mendapatkan buku hijau....namun semuanya sudah dilakukan sebelum akad nikah
❎ Jangan membohongi dirimu sendiri dengan berpura-pura menikah
Memulai lembaran baru sebagai pasutri
Yang dahulunya haram menjadi halal
Yang dahulu dilarang menjadi sebuah anjuran
Padahal sebelum akad nikah kau sudah menghalalkan semuanya
➡ Islam adalah agama yang menghargai wanita
➡ Menghormati dan menjaga putri Adam
➡ Wanita di dalam Islam bukan barang dagangan yang bisa kau pegang-pegang sebelum kau menikahinya
➡ Dia bukan pakaian yang bisa kau coba-coba untuk melihat keselarasannya
➡ Dia bukan makanan yang bisa kau cicipi rasanya
➡ Namun dia adalah mutiara indah di dalam cangkang kerang
Yang hanya boleh disentuh, dipegang, dibuka dan dibawa oleh yang telah melakukan ijab qabul
➡ Itulah keindahan pernikahan di dalam Islam
Kesakralan akad nikah
Itulah guna seorang wali dan saksi
Bukan hanya sekedar mendatangkan penghulu dan bertanda tangan di buku
➡ Sebagian manusia merasa berakal
Merasa berperadaban
Merasa lebih baik dari binatang
Namun perilakunya tak ubahnya seperti binatang
➡ Lihatlah ayam betina
Dimana bertemu pejantan dia dinaiki olehnya
Sebagian wanita hanya dengan kedipan mata
Atau rayuan gombal dia lupa harga dirinya
➡ Entah siapa yang salah,
si laki atau si perempuan?
si laki atau si perempuan?
Kalau binatang itu suatu kewajaran
Apakah sampai seburuk itu perilaku manusia?
وَلَقَدْ ذَرَأْنا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِها وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِها وَلَهُمْ آذانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِها أُولئِكَ كَالْأَنْعامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولئِكَ هُمُ الْغافِلُونَ (١٧٩)
"Dan telah kami ciptakan sebagai penghuni neraka jahanam dari bangsa jin dan manusia, mereka memiliki hati namun tidak berpikir dengannya, memiliki mata namun tidak melihat dengannya, memiliki telinga namun tidak mendengar dengannya, mereka ibarat binatang ternak, bahkan mereka lebih tersesat, mereka adalah orang-orang yang lalai
➡ Kalau tidak ingin seperti binatang, cobalah berpikir dengan hatimu, dengarkan dengan telingamu, pandanglah dengan matamu, Allah tidak menciptakanmu sia-sia, Belajarlah agamamu kalau masih ingin disebut insan
➡ Kemarin aku habis menghadiri sebuah Walimah pernikahan di tengah ibu kota
Jakarta ......
➡ Suatu Walimah yang penuh makna
➡ Pasangan pengantinya belum pernah bersentuh tangan
➡ Belum pernah di atas motor berboncengan
➡ Belum pernah duduk berduaan
➡ Sentuhan mereka adalah sentuhan yang dibalut mawaddah dan Rahmah
Bersandingnya mereka karena perintah dan Ridha Yang Pencipta
Pelukan mereka bernilai sedekah
➡ Sungguh indah dan penuh berkah
➡ Semoga mereka berdua dan bersama keluarganya senantiasa dijaga Allah
Itulah pernikahan yang sebenarnya
➡ Untukmu yang menikah dengan tuntunan syariah, aku ucapkan,
بارك الله لك وبارك عليك وجمع بينكما في خير
_______________
Oleh:
Ustadz, Dr. Syafiq Riza Basalamah MA
[Alumni S1 Universitas Islam Madinah dan Dosen tetap STDIIS Jember]
_______________
Oleh:
Ustadz, Dr. Syafiq Riza Basalamah MA
[Alumni S1 Universitas Islam Madinah dan Dosen tetap STDIIS Jember]
0 komentar:
Posting Komentar
kami menerima keritik dan saran yang membangun dari para pembaca...