Sahabat Muslim,
Kita mengetahui bahwa setiap orang tua mendambakan anak sholeh dan sholehah. hal ini tampak ketika dalam sebuah perkumpulan diutarakan suatu pertanyaan "siapakah dari kalian Yang inginkan anak sholeh dan sholehah ?" semua pasti akan mengacungkan tangan.
Kita mengetahui bahwa setiap orang tua mendambakan anak sholeh dan sholehah. hal ini tampak ketika dalam sebuah perkumpulan diutarakan suatu pertanyaan "siapakah dari kalian Yang inginkan anak sholeh dan sholehah ?" semua pasti akan mengacungkan tangan.
Namun sangat disayangkan,
Fakta yang ada menunjukkan bahwa dakwa atau pengakuan ini tidak selaras dengan realita sehari-hari kebanyakan para orang tua, Yang mana keseharian mereka sama sekali tidak mencerminkan hal itu, mereka mengabaikan pendidikan akhlak dan ibadah anak-anak mereka, dengan hanya sekedar memenuhi kebutuhan duniawi para anak atau keluarga itu sudah cukup menjadikan mereka berpringkat sebagai orang tua Yang baik dan sukses. Sungguh mereka telah lupa bahwa pendidikan akhlak serta penanaman nilai-nilai ibadah pada diri anak jauh lebih penting dari hal itu (materi duniawi).
Fakta yang ada menunjukkan bahwa dakwa atau pengakuan ini tidak selaras dengan realita sehari-hari kebanyakan para orang tua, Yang mana keseharian mereka sama sekali tidak mencerminkan hal itu, mereka mengabaikan pendidikan akhlak dan ibadah anak-anak mereka, dengan hanya sekedar memenuhi kebutuhan duniawi para anak atau keluarga itu sudah cukup menjadikan mereka berpringkat sebagai orang tua Yang baik dan sukses. Sungguh mereka telah lupa bahwa pendidikan akhlak serta penanaman nilai-nilai ibadah pada diri anak jauh lebih penting dari hal itu (materi duniawi).
Oleh karena itu, orang tua sangat perlu mengetahui beberapa hal atau poin terkait kunci-kunci kesuksesan mereka sebagai nahkoda rumah tangga. Maka pada tuisan kali ini penulis akan menyadurkan sedikit pencerahan sebagai motivasi bagi para orang tua dalam melangkah menuju kesuksesan tersebut, di antaranya:
Orang tua sukses adalah para orang tua yang mampu memberi keteladanan yang baik terhadap anak-anak mereka. Ahli Hikmah mengatakan:
الأُمُّ مَدْرَسَةٌ
إِذَا أَعْدَدْتَهَا أَعْدَدْتَ شَعْبًا طِيْبَ اْلأَعْرَاقِ
الأُمُّ رَوْضٌ إِنْ
تَعَهَدْهُ ... بِالرِّي أَوْرَقَ أَيْمَا إِيْرَاقٍ
الأُمُّ أُسْتَاذُ
اْلأَسَاتِذَةِ اْلأُلَى ... شَغَلْتَ مآثِرُهُمْ مَدَى اْلآَفَاقٍ
“Ibu ibarat sekolah jika engkau
mempersiapkannya, sesungguhnya engkau telah mempersiapkan generasi yang indah
perangainya”.
“Ibu ibarat tanaman yang dipenuhi
kehidupan, jika engkau siram maka akan tumbuh tanaman serindang-rindangnya”.
“Ibu
adalah gurunya para guru pertama yang keutamaannya mempesona di pelosok penjuru
dunia”.
Telah kita maklumi, bahwa para anak itu lahir dalam keadaan fitrah (suci) bagaikan kertas kosong nan putih lalu orang tualah (yang selaku pemilik kertas alias anak) yang akan mengisi kertas tersebut, apakah itu dengan tulusan yang baik atau sebaliknya, dengan warna yang sejuk dipandang ataukah sebaliknya. Kesimpulannya, bahwa kepribadian anak sangatlah erat dengan interaksi yang diberikan orang tua.
Sahabat Muslim, para pendamba anak sholeh dan sholehah...
Ketahuilah, mendidik anak serta menanamkan nilai-nilai kebaikan pada mereka dimulia dari sejak dini bukan menunggu mereka dewasa dan mandiri, mengapa demikian ? karena memberi araha serta keteladanan terhadap anak di masa dini lebih mudah dibanding masa dewasa mereka, dan hal ini juga telah ditegaskan oleh Nabi kita jauh-jauh hari yang lalu, dalam sebuah hadits beliau bersabda:
."مروا أولادكم بالصلاة وهم أبناء سبع واضربوهم عليها وهم أبناء عشر، وفرقوا بينهم في المضاجع"
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah mereka di tempat tidurnya.”[hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang hasan]
Semoga Nasehat singkat ini bermanfaat bagi penulis dan setiap pembaca, menjadi motivasi yang membuahkan amal. aamiin
______________
Oleh: Abu Jinan
Fb: Haeruman Santri
Fb: Haeruman Santri
[Memetik Faedah dari kajian Keluarga, Bpk. Syarifuddin- Yang diisi oleh: Ustadz, Haidir al Athas]
0 komentar:
Posting Komentar
kami menerima keritik dan saran yang membangun dari para pembaca...