Nasehat ini saya tujukan kepada setiap ibu yang telah rela Allah sebagai
tuhannya, islam sebagai agamanya, dan Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam
sebagai nabinya. Saya menulisnya dari hati seorang anak yang saat-saat ini
sedang merenugi firman Allah:
“ Dan Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di
antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil".{al-Isra’: 23-24}
Mengucapkan kata "A"h kepada orang
tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan
mereka dengan lebih kasar daripada itu.
Allah juga berfirman: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah
yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.{QS.Luqman: 14}.
Saya menulis nasehat ini kepada orang yang
paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku. Dari Abu hurairah radhiyallahu
‘anhu ia berkata: seseorang kepada Rasulullah lalu bertanya: ‘wahai Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wasallam, siapakah yang paling berhak mendapatkan perlakuan
baik dariku? Maka beliau menjawab: “Ibumu.” Orang tersebut bertanya lagi :
kemudian siapa lagi? Beliau pun menjawab: “Ibumu.” Orang tersebut bertanya lagi
: kemudian siapa lagi? Beliau pun menjawab: “Ibumu” Orang tersebut bertanya
lagi : kemudian siapa lagi? Beliau pun menjawab: “Bapakmu.”[muttafaq ‘alih].
Wahai ibuku, bagaimanakah saya harus mengungkapkan perasaan-perasaan yang
terpendam dalam hati ini? Tak ada ungkapan yang lebih benar, yang saya
dapatkan, kecuali firman Allah Ta’ala:
"dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil".{al-Isra': 24}.
Wahai ibuku-semoga Allah memberimu petunjuk- jadilah seorang yang
mukminah, yang beriman kepada Allah dan para Rasulnya. Jadilah orang yang rela
Allah sebagai tuhannya, islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai nabi dan
rasulnya. Karena Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
“Telah merasakan nikmatnya iman orang yang rela Allah sebagai tuhannya,
slam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai Rasulnya” [HR. muslim].
Wahai Ibuku, hendaklah ibu mempersiapkan diri dengan bekal takwa kepada
Allah Ta’ala. Allah
berfirman:
“dan apa yang kamu kerjakan berupa
kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik
bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang
berakal.”{al-baqarah: 197}.
Tetaplah merasa bahwa ibu berada dalam pengawasan Allah, baik ketika ibu
sendiri maupun dalam keadaan ramai. Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun
yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.” {Ali Imran: 5}.
Wahai ibuku, sinarilah seluruh kehidupan ibu
dengan sinar Qur’an dan sunnah rasulullah saw, karena di dalam keduanya
terdapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Daan hindrilah, wahai ibuku,perbuatan
yang mengikuti hawa nafsu, karena Allah Ta’ala berfirman:
“Maka Apakah orang yang berpegang pada
keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) menjadikan
Dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa
nafsunya?.”{Muhammad: 14}.
Wahai ibuku, agar rumah ibu merupakan conoh
yang ideal dan benar bagi rumah keluarga muslim, tidak terliha di dalamnya
suatu yang diharamkan dan tidak pula terdengar suatu kemungkaran, sehingga
anak-anak dapat tumbuh dengan penuh keimanan, mempunyai akhlak yang baik, dan
jauh dari setiap tingkah laku yang tidak baik.
Wahai ibuku, jadilah isteri yang dapat
berkerja sama dengan suami ibu dalam memahami problematika dan kesulitan rumah
tangga dan besama-sama mencari solusinya dengan cara yang benar,terutama dalam
memperhatikan pendidikan anak-anak, didiklah mereka denga didikan yang islami,
pilihkan teman-teman yang baik untuk mereka, jauhkanlah dari mereka segala
sarana yang dapat merusak akhlak mereka, karena mereka merupakan tanggung jawab
dan amanat yang harus dijaga sebaik-baiknya. Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Setiap kalian
adalah pemimpin dan penanggung jawab dan setiapa kalian akan dimintai
pertanggung jawabannya.” [Muttafaq ‘alaih].
Wahai ibuku, peliharalah shalat lima waktu
pada waktunya masing-masing terutama shalat fajar. Allah Ta’ala berfirman:
“ Maka apabila
kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu
duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”{ an-Nisa: 103}.
Usahakan untuk selalu khusyu’ dalam sholat,
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya”{al-mukminun: 1-2}.
Wahai ibuku, berpakaianlah dengan pakaian yang syar’i, nampakkanlah
syiar islam pada diri ibu. Allah Ta’ala berfirman:
“Hai Nabi, Katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke seluruh tubuh
mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena
itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”{al-Ahzab: 59}.
Wahai ibuku,
hendaknya rasa malu merupakan akhlak yang ibu miliki, karena demi Allah malu
itu termasuk dari iman.
Wahai ibuku,
hendaknya do’a kepada Allah merupakan senjata bagi ibu dalam mengarungi
kehidupan ini, karena Allah maha mengabulkan do’a. dan disamping itu do’a juga
merupakan ibadah yan mulia.
“dan Tuhanmu berfirman: berdo’alah kepadaku, niscaya
akan ku perkenankan bagimu”. {al-Mukminun:60}.
Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “do’a adalah ibadah”.[HR.abu daud, dan
tirmidzi. ia berkata: hadits hasan shahih].
Akhir kata,
hanya kepada Allahlah aku memohon agar menjaga ibu dengan penjagaan-Nya,
memelihara ibu dengan pemeliharaan-Nya, membahagiakan ibu di dunia dan akhirat,
dan mengumpulkan kita, dan seluruh kum muslimin dan muslimat di dalam surga-Nya
yang penuh dengan kenikmatan. Sesungguhnya Tuhanku maha dekat, maha mengabulkan
dan mendengar do’a.
Oleh: Haeruman Syamlah_25/03/2014,M.
Haerumansyamlah.blogspot.com
Refrensi: Nashaih wa Taujihat ila al-Usrah
al-Muslimah_karya, Yusuf bin Abdullah at-Turky.
0 komentar:
Posting Komentar
kami menerima keritik dan saran yang membangun dari para pembaca...