Breaking News
Loading...
Rabu, 26 Maret 2014

NASEHAT EMAS UNTUK SANG BUNDA

03.00


Nasehat emas untuk sang Bunda

      Nasehat ini saya tujukan kepada setiap ibu yang telah rela Allah sebagai tuhannya, islam sebagai agamanya, dan Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam sebagai nabinya. Saya menulisnya dari hati seorang anak yang saat-saat ini sedang merenugi firman Allah:

“ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".{al-Isra’: 23-24}
   Mengucapkan kata "A"h kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

   Allah juga berfirman: "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.{QS.Luqman: 14}.

     Saya menulis nasehat ini kepada orang yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku. Dari Abu hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: seseorang kepada Rasulullah lalu bertanya: ‘wahai Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam, siapakah yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku? Maka beliau menjawab: “Ibumu.” Orang tersebut bertanya lagi : kemudian siapa lagi? Beliau pun menjawab: “Ibumu.” Orang tersebut bertanya lagi : kemudian siapa lagi? Beliau pun menjawab: “Ibumu” Orang tersebut bertanya lagi : kemudian siapa lagi? Beliau pun menjawab: “Bapakmu.”[muttafaq ‘alih].
     
      Wahai ibuku, bagaimanakah saya harus mengungkapkan perasaan-perasaan yang terpendam dalam hati ini? Tak ada ungkapan yang lebih benar, yang saya dapatkan, kecuali firman Allah Ta’ala:
     "dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".{al-Isra': 24}.
   
   Wahai ibuku-semoga Allah memberimu petunjuk- jadilah seorang yang mukminah, yang beriman kepada Allah dan para Rasulnya. Jadilah orang yang rela Allah sebagai tuhannya, islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai nabi dan rasulnya. Karena Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
  “Telah merasakan nikmatnya iman orang yang rela Allah sebagai tuhannya, slam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai Rasulnya” [HR. muslim].
   
   Wahai Ibuku, hendaklah ibu mempersiapkan diri dengan bekal takwa kepada Allah Ta’ala.           Allah berfirman:
“dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.”{al-baqarah: 197}.
   Tetaplah merasa bahwa ibu berada dalam pengawasan Allah, baik ketika ibu sendiri maupun dalam keadaan ramai. Allah Ta’ala berfirman:
   “Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.” {Ali Imran: 5}.
   
   Wahai ibuku, sinarilah seluruh kehidupan ibu dengan sinar Qur’an dan sunnah rasulullah saw, karena di dalam keduanya terdapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Daan hindrilah, wahai ibuku,perbuatan yang mengikuti hawa nafsu, karena Allah Ta’ala berfirman:
  “Maka Apakah orang yang berpegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) menjadikan Dia memandang baik perbuatannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?.”{Muhammad: 14}.
   
   Wahai ibuku, agar rumah ibu merupakan conoh yang ideal dan benar bagi rumah keluarga muslim, tidak terliha di dalamnya suatu yang diharamkan dan tidak pula terdengar suatu kemungkaran, sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan penuh keimanan, mempunyai akhlak yang baik, dan jauh dari setiap tingkah laku yang tidak baik.

   Wahai ibuku, jadilah isteri yang dapat berkerja sama dengan suami ibu dalam memahami problematika dan kesulitan rumah tangga dan besama-sama mencari solusinya dengan cara yang benar,terutama dalam memperhatikan pendidikan anak-anak, didiklah mereka denga didikan yang islami, pilihkan teman-teman yang baik untuk mereka, jauhkanlah dari mereka segala sarana yang dapat merusak akhlak mereka, karena mereka merupakan tanggung jawab dan amanat yang harus dijaga sebaik-baiknya. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin dan penanggung jawab dan setiapa kalian akan dimintai pertanggung jawabannya.” [Muttafaq ‘alaih].

   Wahai ibuku, peliharalah shalat lima waktu pada waktunya masing-masing terutama shalat fajar. Allah Ta’ala berfirman:
“ Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”{ an-Nisa: 103}.
    Usahakan untuk selalu khusyu’ dalam sholat, Allah Ta’ala berfirman:
 “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya”{al-mukminun: 1-2}.

   Wahai ibuku, berpakaianlah dengan pakaian yang syar’i, nampakkanlah syiar islam pada diri ibu. Allah Ta’ala berfirman:
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”{al-Ahzab: 59}.
   
  Wahai ibuku, hendaknya rasa malu merupakan akhlak yang ibu miliki, karena demi Allah malu itu termasuk dari iman.

 Wahai ibuku, hendaknya do’a kepada Allah merupakan senjata bagi ibu dalam mengarungi kehidupan ini, karena Allah maha mengabulkan do’a. dan disamping itu do’a juga merupakan ibadah yan mulia.
“dan Tuhanmu berfirman: berdo’alah kepadaku, niscaya akan ku perkenankan bagimu”. {al-Mukminun:60}.
    Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “do’a adalah ibadah”.[HR.abu daud, dan tirmidzi. ia berkata: hadits hasan shahih].

     Akhir kata, hanya kepada Allahlah aku memohon agar menjaga ibu dengan penjagaan-Nya, memelihara ibu dengan pemeliharaan-Nya, membahagiakan ibu di dunia dan akhirat, dan mengumpulkan kita, dan seluruh kum muslimin dan muslimat di dalam surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan. Sesungguhnya Tuhanku maha dekat, maha mengabulkan dan mendengar do’a.

Oleh: Haeruman Syamlah_25/03/2014,M.
Haerumansyamlah.blogspot.com
Refrensi: Nashaih wa Taujihat ila al-Usrah al-Muslimah_karya, Yusuf bin Abdullah at-Turky.



























0 komentar:

Posting Komentar

kami menerima keritik dan saran yang membangun dari para pembaca...

 
Toggle Footer